Melampaui batas dapat diumpamakan sebagai mana waktu ada garis bertulis dilarang melintas. Garis tersebut dipasang bukan berarti tidak ada artinya, tapi garis tersebut dipasang karena ada sesuatu agar kita tidak mendapatkan keburukan karena melampauinya.
Allah swt memberikan kita batas-batas yang tidak boleh dilampaui, nah di batas-batas itulah syaitan bermain. Dibatas itulah para syaitan menggoda manusia untuk melampaui batas.
Sudah ada udara segar, banyak, gratis lagi tapi masih saja menghisap rokok. Rokok itu beracun, dan menghisapnya harus bayar. Tapi di situlah syaitan bermain meggoda manusia. Pada rokok sebenarnya kita tau bahwa tidak ada tertulis yang baik2 tapi malah sebaliknya. Pada bungkus rokok itu tertulis MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI DAN GANGGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN. Tidak pernah tertulis MEROKOK DAPAT MEMPERLANCAR ALIRAN DARAH, MENYEHATKAN PERNFASAN, MEMPERINDAH PENAMPILAN. Ini tidak pernah ada pada rokok, tapi masih saja menghisap rokok. Karena syaitan membisikkan tidak apa2lah kena kanker, toh yang tidak kena kanker juga akan mati. Masalah mati memang kehendak Allah, tapi masalah sengsara dan menderita sebelum mati itu pilihan manusia.
Beli rokok sebulan 30rb tapi sedekah infak hanya seribu setiap sholat jum`at. Berarti ada 3,6 juta untuk beli rokok dalam setahun tapi hanya 48-50rb untuk infak. Dari sini apakah masih patut kita mengatakan kita menjadikan allah sebagai rabb kita?
Nabi adam diturunkan oleh allah ke bumi karena melampaui batas. Nabi adam sudah diperintahkan untuk tidak mendekati suatu pohon, tapi karena bujuk rayu syaitan, bahkan syaitan pada waktu itu bersumpah maka nabi adam tidak hanya mendekati pohon terlarang itu, bahkan memakan buahnya. Kemudian nabi adam diturunkan kebumi oleh allah swt.
Pada waktu nabi adam diturunkan kebumi, nabi adam tidak pernah mengeluh pada allah. Ataupun mengadu pada allah yang menyebabkan dia melakukan perbuatan tersebut karena godaan syaitan dan memohon agar allah menyiksa syaitan. Nabi adam tidak melakukan itu. Tapi nabi adam berdo`a pada allah ROBBANA DZOLAMNA ANFUSANA WA ILLAM TAGHFIRLANA WA TARKHAMNA LANA KUNANNA MINALKHOSIRIN. Nabi adam mengaku bahwa ia berbuat dzolim pada allah, kemudian memohon ampun dan rahmat dari allah. Bukan malah protes pada allah dan menyalahkan syaitan.
Padahal biasanya manusia apabila berbuat salah selalu mencari kambing hitam, tanpa sadar bahwa dirinyalah kambing paling hitam. Seorang ibu mengatakan anaknya bodoh dan nakal karena gurunya tidak mengajari dengan benar, padahal sudah bayar sekolah mahal2. Seseorang melakukan maksiat menyalahkan syaitan karena menggoda. Ini tidak benar samasekali. Kalau kita tidak ingin melakukan maksiat berarti ikhtiar cengan diri kita sendiri. Adapun nanti gagal jangan pernah menyalahkan orang lain.
Allah menghitung 1 bila kita melakukan maksiat tapi memberikan pahala 10X lipat bila kita mengerjakan kebaikan dan 1X lipat saja bila kita berniat baik. Namun kita haruslah banyak bertaubat biarpun pahala yang dijanjikan allah 10X lipat tapi kita sering melakukan maksiat. Jadi bila dibandingkan amal kita terjadi kejomplangan, masih berat maksiat dari pada ibadah kita.
Allah mengatur segala sesuatu dengan sangat indah dan teliti. Allah mengatur kedipan mata kita. Bekerjanya sel2 tubuh kita, dan masih banyak lagi. Maka jangan pernah ragu bila allah mengatur urusan kita. Allah memberi batasan pada kita pasti ada maksudnya, bukan tanpa alasan apa2. Mari kita tingkatkan iman kita untuk menggapai ridho Allah swt.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar